Arsip untuk 21 Mei 2009

hassad-al-mujahidin-50

Ikhwati fillah, sebenarnya ada banyak tokoh yang terlewatkan saat kita berbicara tentang Islam di anak benua India. Salah satu dari sekian tokoh tersebut adalah Sultan Mahmud bin Sabaktekin Al Ghaznawi. Beliau termasuk penakluk hebat yang pasukan berkudanya berhasil mencapai India, dan menegakkan panji-panji Islam di sana. Konon luas wilayah yang berhasil ditundukkannya setara dengan jumlah seluruh penaklukkan yang terjadi di masa Amirul Mukminin Umar bin Khatthab ra.

Sederetan gelar disematkan kepadanya oleh Khalifah Abbasiyah kala itu: “Yaminud Daulah… Aminul Millah… Naashirul Haq… Nidhamuddien… dan Kahfud Daulah”. Sungguh, belum pernah sepanjang sejarah ada panglima yang menyandang gelar kehormatan demikian banyak, akan tetapi itulah tokoh kita kali ini, Sultan Mahmud bin Sabaktekin Al Ghaznawy, yang kemudian mendapat tiga gelar tambahan setelahnya, “Muhatthimus Shanam al Akbar” (Penghancur berhala terbesar), “Qaahirul Hind” (Penakluk India) dan (lebih…)

sambungan dari tulisan sebelumnya

Kuburan Baqi'

‘Kematian’… sebuah kata yang tak asing terdengar di telinga kita. Sesuatu yang diyakini seluruh umat manusia… ialah akhir dari kehidupan dunia. Kedatangannya tak pernah diragukan, namun sedikit sekali yang bersiap menyambutnya. Ialah tamu yang datang tanpa permisi dan masuk rumah tanpa basa-basi[1]. Berbagai cara ditempuh manusia demi menghindarinya. Namun… ibarat anak panah yang melesat, ia semakin dekat dan dekat, hingga mencapai sasaran pada waktu dan tempat yang ditentukan, tanpa meleset sedikitpun.

Tak ada seorang pun tahu kapan kematian menjemputnya… ia pun tak tahu di belahan bumi manakah pembaringan terakhirnya. Allah berfirman yang artinya: “Dan tiada seorang jiwa pun yang mengetahui di belahan bumi manakah ia akan mati” (Luqman: 34). Jikalau tempatnya saja tidak diketahui, padahal mereka-reka tempat lebih mudah dari pada waktu, maka jelaslah bahwa waktunya lebih tersembunyi lagi.

Dialah penghancur segala kenikmatan duniawi, dan penghapus segala kepedihannya. Andai saja mati adalah akhir dari segalanya, niscaya ia menjadi primadona bagi setiap jiwa yang merana. Akan tetapi, tak lain ia merupakan pintu pertama dari kehidupan selanjutnya… kesenangan tanpa batas, atau azab yang tak kunjung lepas. (lebih…)

mayat2

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Dzat yang menciptakan kehidupan dan kematian sebagai ujian bagi manusia. Shalawat dan salam semoga terlimpah selalu atas Hamba dan Kekasih Allah, Rasulullah Muhammad e beserta keluarganya, para sahabatnya dan pengikut setia mereka.

Selama hidupnya, manusia tentu sering berangan-angan. Perbedaan angan-angan tiap orang tergantung pada lingkungan tempat tinggalnya, pola pikir yang ditanamkan orang tua, dan orang-orang sekelilingnya. (lebih…)